Rabu, September 21, 2011

Ilustrasi Salib

Ada 3 orang; A, B ,dan C di beri tugas oleh Tuhan untuk memikul salib yang sama besar dan sangat berat menuju puncak sebuah bukit.
Di sana Tuhan berjanji akan menjemput mereka ke Surga.

Di tengah jalan ketiga orang itu melihat sebuah gergaji, si B mulai berpikir dan menghasut kedua temannya untuk memotong salib mereka supaya salib itu menjadi ringan. Namun kedua temannya tidak menuruti usul si B karena mereka taat dan mengasihi Tuhan. Kasih mereka kepada Tuhan membuat mereka mau dan rela memikul tanggung jawab yang Tuhan sudah berikan tanpa keluhan. Singkat cerita si B memotong salibnya, shg dengan mudah ia mendahului kedua temannya.

Sampai dipuncak bukit, si B melihat sebuah jurang yang teramat lebar memisahkan puncak bukit itu dengan gerbang Surga. Di seberang jurang terlihat malaikat Tuhan yang sudah menanti kedatangan mereka. Dengan bersemangat si B menanyakan jalan mana yang bisa dipakainya untuk sampai ke gerbang Surga, tapi malaikat Tuhan itu menjawab, "Tuhan sudah sediakan jalan itu". Si B sangat bingung karena dia samasekali tidak melihat jalan yang dimaksud sang malaikat Tuhan.

Beberapa saat kemudian, si A dan C tiba di puncak bukit tersebut. Seperti halnya si B, mereka bertanya ttg jalan ke seberang pada malaikat Tuhan, mereka mendapatkan jawaban yang sama, "Tuhan sudah menyediakan jalan itu". Kemudian Roh Kudus bukakan pikiran mereka berdua dan mereka mengerti sesuatu, ukuran salib yang berat dan besar itu sudah Tuhan buat tepat sama dengan jarak antara puncak bukit dan gerbang Surga, itulah jalan yang Tuhan sudah sediakan. Mereka segera sadar akan hal itu dan bergegas meletakkan salib mereka dan mulai menyeberang. Si B kebingungan karena salib yang Tuhan beri untuk dia sudah dia potong hingga tidak bisa berfungsi sebagai jembatan. Namun dipikirnya dia dapat meminjam salib A atau C untuk menyeberang. Tapi sungguh kasihan, begitu A dan C selesai menyeberang dengan salib mereka, salib itu tiba-tiba menghilang, itu berarti si B tidak dapat menyeberang ke pintu Surga.....




Lewat ilustrasi ini, ditunjukkan bahwa seringkali kita menganggap Tuhan begitu kejam mengijinkan "salib" itu ada dalam hidup kita, kita juga sering mengeluh karena sepertinya pemrosesan [yang pahit] itu tidak kunjung selesai. Akibatnya kita terlalu sering mencari jalan keluar sendiri dan tidak mau taat pada Tuhan, sehingga memotong salib yang seharusnya kita pikul. Namun, justru "salib" itulah yang akan menolong kita mengerti akan kasih Tuhan pada kita. Ia ijinkan kita mengalami pemrosesan yang sulit supaya kita menjadi semakin sempurna.


"..karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Ibrani 12:6


"Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya." "Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya." Ibrani 12:10,11

Rabu, September 07, 2011

Pasangan Hidup

Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 orang istri.
Dia mencintai istri yang keempat, dan menganugerahinya harta dan
kesenangan yang banyak. Sebab, dialah yang tercantik diantara semua
istrinya. Pria ini selalu memberikan yang terbaik buat istri keempatnya
ini. Pedagang itu juga mencintai istrinya yang ketiga. Dia sangat bangga
dengan istrinya ini, dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita ini
kepada semua temannya.

Namun, ia juga selalu khawatir kalau istrinya ini akan lari dengan pria

yang lain. Begitu juga dengan istri yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia adalah istri yang sabar dan pengertian. Kapan pun pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pertimbangan istrinya ini. Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya, melewati masa-masa yang sulit. Sama halnya dengan istri yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dia lah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang suami. Akan tetapi, sang pedagang, tak begitu mencintainya. Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang padanya, namun, pedagang ini tak begitu mempedulikannya.

Suatu ketika, si pedagang sakit. Lama kemudian, ia menyadari, bahwa ia

akan segera meninggal. Dia meresapi semua kehidupan indahnya, dan
berkata dalam hati. "Saat ini, aku punya 4 orang istri. Namun, saat aku
meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup
sendiri." Lalu, ia meminta semua istrinya datang, dan kemudian mulai
bertanya pada istri keempatnya. "Kaulah yang paling kucintai, kuberikan
kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah, sekarang, aku akan mati, maukah
kau mendampingiku dan menemaniku? Ia terdiam. "Tentu saja tidak, "jawab
istri keempat, dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi. Jawaban
itu sangat menyakitkan hati. Seakan-akan, ada pisau yang terhunus dan
mengiris-iris hatinya.

Pedagang yang sedih itu lalu bertanya pada istri ketiga. "Akupun

mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Maukah
kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku? Istrinya menjawab, Hidup
begitu indah disini. Aku akan menikah lagi jika kau mati. Sang pedagang
begitu terpukul dengan ucapan ini. Badannya mulai merasa demam.

Lalu, ia bertanya pada istri keduanya. "Aku selalu berpaling padamu

setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mau membantuku. Kini, aku
butuh sekali pertolonganmu. Kalau ku mati, maukah kau ikut dan
mendampingiku? Sang istri menjawab pelan. "Maafkan aku," ujarnya "Aku
tak bisa menolongmu kali ini. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang
kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu. Jawaban itu
seperti kilat yang menyambar. Sang pedagang kini merasa putus asa.


Tiba-tiba terdengar sebuah suara. "Aku akan tinggal denganmu. Aku akan

ikut kemanapun kau pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu, aku akan setia
bersamamu. Sang pedagang lalu menoleh ke samping, dan mendapati istri
pertamanya disana. Dia tampak begitu kurus. Badannya tampak seperti
orang yang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam,
"Kalau saja, aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak akan
kubiarkan kau seperti ini, istriku."

***

Sesungguhnya kita punya 4 orang istri dalam hidup ini.

Istri yang keempat, adalah tubuh kita. Seberapa pun banyak waktu dan

biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan
gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera kalau kita meninggal.
Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap-Nya.

Istri yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan. Saat kita

meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah,
dan melupakan kita yang pernah memilikinya.

Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat dan teman-teman. Seberapa pun

dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita
selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita.

Dan, teman, sesungguhnya, istri pertama kita adalah jiwa dan amal kita.

Mungkin, kita sering mengabaikan, dan melupakannya demi kekayaan dan
kesenangan pribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah
yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah.
Hanya amal yang mampu menolong kita di akhirat kelak.

Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak.

Jangan sampai kita menyesal belakangan.

Minggu, September 04, 2011

Bibir Seorang Kristen

Suatu masa hiduplah seekor singa yang liar dan buas. Setiap kali bertemu makhluk hidup lain dan terutama manusia pasti saja akan diterkam dan dilahap habis. Tulang-tulang yang keras sekalipun pasti akan remuk dan tak pernah tersisa oleh taringnya yang runcing. Suatu saat, ketika tahu bahwa orang kristen adalah orang-orang baik, maka berkatalah ia kepada teman-teman singa yang lain: 'Aku telah mendengar seruan di padang gurun, dan saya ingin bertobat. Saya pasti tak akan menggangu orang-orang kristen lagi. Saya akan membiarkan mereka tetap hidup, dan tak akan lagi menjadikan mereka santapan pemuas isi perutku.'

Namun setelah lewat beberapa hari, seorang kristen lewat. Singa liar dan buas itu sekali lagi melahap orang itu. Seluruh bagian tubuh orang tersebut dimakan habis tak tersisa, kecuali bibirnya. Ia lalu dicemoohi teman-temannya: 'Bukankah engkau ingin bertobat dan berjanji tak akan menjadikan orang kristen sebagai santapan lezatmu?? Mengapa hari ini engkau justru sekali lagi membunuh seorang kristen?'


Singa buas itu menjawab: 'Saya memang sudah berjanji untuk tidak menerkam orang kristen. Namun orang yang telah kumakan itu telah kucium sebelum diterkam. Ternyata sama sekali tak tercium aroma kekristenan, kecuali bibirnya saja. Karena itu bibirnya sajalah yang tidak kumakan.'


------------------------

Setiap kebajikan harus diungkapkan lewat perbuatan nyata, dan bukannya
cuman lewat kotbah yang berapi-api.

Sabtu, September 03, 2011

TOKOH DOA: ELIA: PEMIMPIN GARIS DEPAN


Nama Elia disebut dalam sepuluh buku di Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru. Kepemimpinan Elia dianggap sebanding dengan Musa. Dalam pikiran
Hagada Yahudi, Elia dipandang sebagai teman imbangan Musa. Ketika
Yesus dimuliakan di gunung, Elia hadir bersama dengan Musa (Markus
9:4).

Kuasa kepemimpinan profetik Elia hadir kembali dalam pelayanan Yohanes
Pembaptis yang membuka jalan bagi pelayanan Yesus di muka bumi. Yesus
sendiri menyetarakan Yohanes Pembaptis dengan Elia: "Aku berkata
kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan
memperlakukannya menurut kehendak mereka." (Matius 17:12)

Pada masa pelayanan Elia, Ahab bin Omri naik takhta dan memerintah
Israel serta Samaria selama 22 tahun (1 Raja-Raja 16:29). Sayangnya,
ia menyembah Baal dan Asyera sehingga membuat Tuhan sakit hati
(1 Raja-Raja 16:32-33). Namun, pada waktu itu masih ada orang Israel
yang takut akan Tuhan, namanya Obaja (1 Raja-Raja 18:3), dan masih ada
ratusan nabi yang melayani Tuhan dengan iman yang benar
(1 Raja-Raja 18:4).

Di antara orang-orang Israel yang masih menyembah YHWH, Elia adalah
seorang pemimpin rohani yang berani tampil. Elia bangkit menentang
penyembahan berhala. Ia berani menempelak raja dengan otoritas rohani
yang besar. Jika Musa memberi teguran dengan mendatangkan sepuluh
tulah atas Firaun, Elia menegur kesalahan raja Ahab dengan penyataan
murka Tuhan berupa musim kering (1 Raja-Raja 17:1). Ketika Ahab
mencurangi Nabot, tegoran Elia membuatnya bertobat (1 Raja-Raja 21).

Elia adalah pemimpin garis depan yang berani berkonfrontasi langsung
dengan lawan-lawannya. Ia tidak gentar menghadapi 450 nabi Baal yang
mengandalkan kuasa kegelapan. Elia bahkan mendemonstrasikan kuasa
Allah di depan rakyat dengan doanya yang menurunkan api dari langit
(1 Raja-Raja 18:36-39).

Elia adalah seorang pemimpin yang berhasil meneruskan tongkat estafet
pelayanan kepada penerusnya. Setelah bergumul lama, Tuhan berfirman
kepada Elia: "Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas
Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi
nabi menggantikan engkau" (1 Raja-Raja 19:16). Sama seperti Musa
digantikan oleh Yosua, kepemimpinan Elia dilanjutkan Elisa. Berkat
bimbingan Elia, Elisa mendapat dua kali urapan pendahulunya itu
(2 Raja-Raja 2:9-10).

Kehidupan Doanya

Yakobus menulis: "Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia
telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan
pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan." (Yakobus
5:17) Kata "sungguh-sungguh" menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang
serius berdoa.

Demikian pula jika para pemimpin rindu mengalami terobosan dan
mukjizat, ia harus berdoa dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan doa Elia
berkaitan erat dengan keseriusan pelayanannya sebagai hamba Tuhan,
seperti terlihat dalam ucapannya: "Demi Tuhan yang hidup, Allah
Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan
pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan." (1 Raja-Raja 17:1)
Banyak pemimpin gagal mencapai kehidupan doa yang berkuasa karena
hidupnya tidak sungguh diabdikan untuk melayani Tuhan.

Doa Elia keluar dari lubuk hatinya yang penuh belas kasihan. Ketika
anak janda Sarfat yang sudah menolongnya itu meninggal, Elia berseru
kepada Tuhan: "Ya Tuhan, Allahku! Apakah Engkau menimpakan kemalangan
ini atas janda ini juga, yang menerima aku sebagai penumpang, dengan
membunuh anaknya?" (1 Raja-Raja 17:20) Berkat doa itu, Tuhan
membangkitkan anak tersebut dan hidup kembali dengan sehat.

Belas kasihan yang sejati akan mendorong para pemimpin untuk berdoa,
paling tidak bersyafaat bagi orang-orang lain yang menderita. Sama
seperti Elia yang ditolong oleh janda Sarfat itu, Tuhan pun akan
menolong para pemimpin Kristen di tengah masa krisis. Tetapi
persoalannya, pedulikah kita dengan penderitaan yang dialami
masyarakat di sekitar kita? Pernahkah kita berdoa bagi mereka?

Elia menghayati prinsip iman di dalam doanya. Perkataan Elia penuh
kuasa. Menghadapi para utusan Ahazia, Elia berkata: "Kalau benar aku
abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan
kelima puluh anak buahmu." (2 Raja-Raja 1:10) Setelah perkataan itu
terlontar, api pun turun dari langit bahkan sampai dua kali.
Mengucapkan perkataan iman merupakan salah satu prosedur doa yang
diajarkan Yesus (Markus 11:23-24).

Ketika mengalami depresi dan ketakutan karena intimidasi Izebel, Elia
memang sempat melarikan diri dan putus asa (1 Raja-Raja 19:1-4).
Tetapi, malaikat menjumpainya dan memberinya kekuatan (1 Raja-Raja
19:5-7). Kemudian, Elia berjalan menuju gunung Horeb yang disebut
sebagai gunung Allah (1 Raja-Raja 19:8). Di sana ia bertemu "muka
dengan muka" dengan Tuhan, mendapat visi, firman, penghiburan, dan
tugas yang baru (1 Raja-Raja 19:9-18).

Ada kalanya seorang pemimpin menghadapi ancaman yang membuatnya
sedemikian depresi. Pada saat itulah kita perlu lari kepada Tuhan,
menjadikan Dia sebagai tempat pengungsian (Mazmur 43:2). Psikiater,
konsultan psikologis, dunia hiburan, dan rekreasi kadang diperlukan.
Tetapi, hanya Tuhan saja yang dapat memulihkan keadaan kita dan
lawatan-Nya saja yang sanggup membangkitkan kita kembali.

Api Turun dari Langit

Peristiwa di gunung Karmel merupakan demonstrasi kuasa doa yang luar
biasa. Pada waktu itu Elia ingin membuktikan kepada segenap umat
Israel siapa Tuhan sebenarnya, Allah Israel atau Baal dan Asyera.
Untuk itu ia menantang nabi-nabi Baal berdoa memanggil allah mereka
supaya menjawab dengan api (1 Raja-Raja 18:23-24).

Baik nabi-nabi Baal maupun Elia, sama-sama berdoa kepada Tuhan
masing-masing. Dengan demikian, sebenarnya terjadi konfrontasi atau
doa peperangan tingkat okultisme, sebab nabi-nabi itu meminta bantuan
kuasa kegelapan. Dalam hal ini, Elia berperang sebagai "single
fighter", satu lawan 450 orang (1 Raja-Raja 18:22).

Pemimpin Kristen garis depan harus berani berkonfrontasi dengan
kehidupan duniawi dan para pendosanya, bukan hanya secara pemikiran,
sikap, dan perilaku, tetapi juga secara spiritual. Terkadang kita
terpaksa berperang sendirian, karena para pemimpin lain takut, sama
seperti Daud maju sendirian melawan Goliat.

Elia-Elia masa kini perlu benar-benar mengandalkan kuasa Tuhan. Banyak
pemimpin Kristen mencoba tampil berani dengan kekuatannya sendiri.
Tindakan seperti itu merupakan kebodohan, tindakan bunuh diri yang
konyol. Jangan pernah meremehkan iblis dan bermain api dengannya.
Anak-anak imam Skewa mencoba mengusir setan dan malah dipermalukan
karena tidak memunyai kuasa (Kisah Para Rasul 19:13-16). Para pemimpin
Kristen harus benar-benar penuh Roh Kudus dan diurapi.

Dalam pertandingan doa dengan nabi-nabi Baal, Elia mengejek mereka
(1 Raja-Raja 18:27). Hal itu menunjukkan kuatnya mentalitas iman Elia.
Kemudian, ketika saat Tuhan (God`s time) tiba, pada waktu
mempersembahkan korban petang, Elia tampil dan berdoa. Lalu turunlah
api Tuhan menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah
itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya (1 Raja-Raja
18:38).

Motivasi doa haruslah untuk kemuliaan nama Tuhan. Elia memohon api
bukan supaya orang memujanya, tetapi supaya bangsa Israel bertobat
(1 Raja-Raja 18:37). Seorang pemimpin tidak boleh mencuri kemuliaan
Tuhan ketika doanya dijawab secara ajaib.

Diambil dari:
Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin
Judul artikel: Elia: Pemimpin Garis Depan
Penulis: Haryadi Baskoro
Penerbit: Yayasan ANDI Yogyakarta, 2004
Halaman: 39 -- 44

Jumat, September 02, 2011

JANGAN MALAS, JADILAH ORANG YANG RAJIN!

Baca:  Amsal 10

"Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya."
  Amsal 10:4

Adakah kita menemukan orang yang malas dan lamban berhasil dalam hidupnya?  Mustahil bila ada.  Alkitab jelas menyatakan bahwa 
"Tangan yang lamban membuat miskin,..."  Tidak hanya itu,  "Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar."  (Amsal 19:15), bahkan Alkitab mengkategorikan orang yang malas sebagai perusak.  Tertulis:  "Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara si perusak."  (Amsal 18:9).  Di mana pun berada, baik itu di kantor, di sekolah, di rumah, di gereja atau pelayanan, seorang pemalas hanya akan menjadi pengganggu atau perusak bagi yang lain.  Itulah sebabnya firman Tuhan menasihatkan agar kita mau belajar dari kebiasaan semut.  "...pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:  biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panewn.  Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring?  Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?  'Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk berbaring' - maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekuarangn seperti orang bersenjata."  (Amsal 6:6-11).
     Seorang pemalas biasanya suka menunda-nunda pekerjaan atau tugas sehingga pekerjaannya kian menumpuk.  Prinsip mereka:  "Besok masih ada waktu, sekarang santai dulu saja!"  Orang yang lamban dan pemalas selalu menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang ada seperti yang diperbuat oleh orang yang menerima satu talenta, sehingga tuannya menjadi sangat marah:  "Hai kamu, hamba yang jahat dan malas,...Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap.  Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."  (Matius 25:26, 30).  Jadi kemalasan dapat dikategorikan sebagai kejahatan.  Langkah untuk mengalahkan kemalasan adalah keharusan hidup disiplin dan bekerja lebih keras lagi.
     Kerja keras adalah faktor penting penentu keberhasilan!  Maka belajarlah menggunakan waktu sebaik mungkin, jangan lagi menunda-nunda mengerjakan tugas yang ada supaya tidak semakin menumpuk.  Kemalasan dan kelambanan hanya akan membawa kita kepada kegagalan.

Karena itu jadilah seorang yang rajin!

Kamis, September 01, 2011

ORANG KRISTEN HARUS MENJADI SAKSI KRISTUS

Baca:  Yesaya 43:8-21

"'Kamu inilah saksi-saksi-Ku,' dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia."  Yesaya 43:10a

Tuhan menghendaki agar setiap orang Kristen berperan menjadi saksi di teng:ah dunia.  Alkitab menyatakan bahwa setiap orang percaya adalah garam dunia dan terang dunia  (baca  Matius 5:13-14).  Dengan demikian kita harus memiliki kehidupan yang berbeda dari orang-orang dunia.

     Saksi tidak sama dengan reporter.  Reporter memiliki tugas menyampaikan informasi tentang orang lain, sedangkan tugas saksi adalah memberi kesaksian tentang apa yang dialami, dilihat dan dirasakannya secara pribadi, bukan menceritakan pengalaman orang lain.  Itulah sebabnya Roh Kudus dicurahkan kepada para rasul agar mereka memperoleh kuasa untuk menjadi saksi.  "...kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."  (Kisah 1:8).

     Kita melihat bahwa masih banyak orang Kristen yang hidupnya tidak menjadi saksi yang baik bagi orang lain.  Mungkin kita pandai merangkai kata saat bersaksi di depan jemaat, tapi sesungguhnya kita belum sepenuhnya menjadikan hidup kita benar-benar sebagai saksi.  Jadi banyak orang Kristen pandai bersaksi tetapi tidak menjadikan hidupnya sebagai saksi.  Menjadi saksi bukan dengan perkataan semata tapi harus melalui kehidupan kita secara nyata.  Jadi, orang lain dapat melihat kehidupan Kristen itu nyata dalam kehidupan kita setiap hari.  Ucapan dan perbuatan kita selaras, tidak ada perbedaan, dan kesemuanya itu mencerminkan bahwa ada Kristus di dalam kita.  Seorang saksi, pastinya akan sangat antusias untuk bersaksi kepada orang-orang di sekitar tentang pengalaman hidupnya di dalam Tuhan, sehingga orang lain boleh mengenal Kristus melalui hidupnya.  Jika keKristenan kita biasa-biasa saja dan tidak jauh berbeda dengan orang dunia, maka kita pun akan mengalami kesulitan bersaksi, karena menjadi saksi berarti iman dan juga nilai-nilai kebenaran Kristus tidak disembunyikan, tetapi justru dinyatakan melalui sikap, perkataan dan perbuatan.  Ternyata tidak mudah menjadi saksi bagi dunia!

"Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa-mu yang di sorga."  Matius 5:16

Organigram Kepengurusan

Organigram

Nama Pembina dan Pengurus 2011/2012

Pembina PMK UPI 
  1. Prof. Joshua Sabandar, M.A.Ph.D ( Dosen Pasca Sarjana UPI )
  2. Prof. Dr. H. Beltasar Tarigan, MS., AIFO ( Guru Besar UPI dan Dosen FPOK )
  3. dr. Hamidi Ronald ( Dosen FPOK )
  4. Drs. David Edison Tarigan, M.S ( Dosen FISIKA )

BTPMK
Rosanti Irene Naibaho ( Pend. Ekonomi Koperasi 2008 )
Bonita Winata Fani Silaen ( Pendidikan Akuntansi 2008 )
Ade Irma SWT Sagala ( Pend. Tekhnik Sipil 2008 )
Ester Elisabeth Sipayung ( Pend. Kesejahteraan Keluarga 2008 )
Dody Sonny Samuel Nababan ( Manajemen Ressort Leisure 2008 )

Ketua Umum
 Alfred R Hutapea ( Pend. Manajemen Bisnis 2008 )

Wakil Ketua Umum
Iyut Nury E Hutagalung ( Pend. Bahasa Perancis 2008 )

Sekretaris 
 Kristin Manullang ( Matematika 2010 )

Bendahara
Ella Ekaristy ( Pend. Akuntansi 2010 )

Bidang Persekutuan
*Reminta Lumbanbatu ( Pend. Manajemen Bisnis 2009 ) 
Nelcy Therik ( Pend. Luar Biasa 2009 ) 
Purwadany Samuel Pouw ( Pend. Geografi 2009 )
Dinar Simatupang ( Pend.Bahasa Inggris 2010 ) 
Ari Apriani Sitorus ( Psikologi 2010 )

Bidang Doa
*Dahlia Veronica ( Psikologi 2009 )
Meldalina A Simare-mare ( Pend. Kimia 2008 )
Katrin Amelia Ginting ( Pend. Kimia 2009 )
Liona M Naibaho ( Pend. Manajemen Perkantoran 2009 ) 
Santi Pangaribuan ( Pend.Kimia 2010 )

BMP ( Bidang Musik dan Pujian )
*Iwan Yandika Sihotang ( Fisika 2009 )
Kridianto Pangestu ( Pend. Bahasa Indonesia 2008 )
Dwi Fany Indah Oktafiani ( Seni Musik 2009 )
Friska E V Simanjuntak ( Pend. Manajemen Bisnis 2009 )
Cinthya Febrina Sinaga ( Pend. Tekhnik Sipil 2010 )

Bidang HUMAS ( Hubungan Masyarakat )
*David Patriot Marten Sinaga ( Manajemen 2009 )
Karel Yulius Jimmy Tuerah ( Psikologi Pend. & Bimbingan 2008 )
Inggrid Desinta Ginting ( Pend. Bahasa Inggris 2009 )
Yohana Vionita Panjaitan ( Pend. Bahasa Indonesia 2010 )
Daniel Kasidi Hutahaean ( Pend. Geografi 2010 )

Bidang KPP ( Kunjungan, Penginjilan , dan Pemuridan )
*Lidia Gustina Tampubolon ( Pend. Geografi 2009 ) 
Elprida Siringo-ringo ( Pend. Kimia 2008 )
Asima Gultom ( Pend. Manajemen Perkantoran 2009 ) 
Nova Irene Sitorus (Pend. Manajemen Ressort Leisure 2010 ) 
Hans Fernando Nainggolan ( Akuntansi 2010 )

Bidang SDMK ( Sumber Daya Mahasiswa Kristen ) 
*Andar Donal Lumban Gaol ( Ilmu Komputer 2009 )
Vidi Moorene Hutahaean ( Fisika 2009 )
Mariny Rilen Simamora ( Pend.Fisika 2010 ) 
Frouline Septianingrum ( Pend. Manajemen Perkantoran 2010 )
Maria Sri Handayani Gultom ( Pend. Bahasa Inggris 2010 )

Bidang Padus ( Paduan Suara )
*Wenfi Saragih ( Seni Musik 2010 ) 
Arista Verawati Situmorang ( Pend. Manajemen Bisnis 2009 )
Deniaty Sinaga ( Pend. Luar Biasa 2010 )
Sri Pambudi ( Seni Musik 2010 )

Bidang Oikumene  
*Restalina Nainggolan ( Pend. Biologi 2009 )
Tohom franky Lumbantobing ( Pend. Administrasi Pendidikan 2010 ) 
Kinanti Krismono ( PGSD 2010 )

* = Kabid ( Kepala bidang )

Rapat TW 2 ( ditutup PKM )he.he.he
Rapat Pengurus

Membicarakan Program Kerja


 
 
    

Just One

Mengapa kita Tuhan memberikan kita sepasang mata?
Mengapa kita diberikan sepasang kuping?
Dan mengapa kita hanya diberikan satu mulut dan satu hati?

Sepasang mata untuk melihat hal – hal mana yang baik dan yang tidak baik.

Sepasang kuping untuk mendengar kata – kata baik untuk didengar dan mendengar hal – hal yang kurang baik untuk tidak dilakukan karena apa yang didengar akan selalu masuk ke dalam memori dan untuk diingat.

Satu mulut untuk mengeluarkan kata – kata bijak yang dapat diingat oleh orang lain.

Hilangnya satu penglihatan, masih dapat melihat dengan yang satunya.
Hilang satu pendengaran, dapat mendengar dengan menggunakan telinga yang lain.

Bagaimana jika kita kehilangan pengucapan dimana kita hanya memiliki satu saja atau kehilangan kedua penglihatan dan kedua pendengaran kita?

Jawabannya, kita masih ada satu hati untuk merasakan setiap hal – hal yang dapat kita dengar, kita lihat dan kita ucapkan karena kita mempunyai mata hati dan perasaan atas apa yang tidak dapat kita lihat, dengar dan kita ucapkan.

Tetapi….bagaimana jika kita kehilangan satu hati itu?


Maka kita akan kehilangan segala – galanya, kehilangan setiap kata – kata bijak yang kita dengar untuk diingat, kehilangan hal – hal yang indah untuk dilihat, dan tidak dapat memberikan sebuah kata indah yang dapat membuat orang lain tenang, nyaman, dan tersenyum.

Kita hanya mempunyai satu hati untuk merasakan semua hal itu… ^^


Apapun hal yang terjadi dalam kehidupan ini semua pasti ada maksud, makna dan tujuannya. Janganlah kehilangan satu hati itu, jagalah hati itu sebaik – baiknya agar kita dapat mengerti dan merasakan baik dan buruknya apa yang telah kita alami agar hati itu dapat membuat diri kita menjadi lebih baik lagi.

So, never loose it…just keep it carefully okay..

Download Buletin JIWA 1 (2011/2012)

Bisa di donwload di SINI