Senin, Juli 08, 2013

WISDOM part 1

Jika kita diberikan pertanyaan, “Menurut Anda, dari manakah sumber hikmat itu?” Well, saya bisa pastikan bahwa kita sebagai orang yang percaya, orang yang beragama, 99,9% akan menjawab dengan lantang “Tuhan”. Saya yakin bahwa kita akan sulit menemukan jawaban lain selain Tuhan, terlepas dari sekedar ikut-ikutan atau takut dicap tidak berTuhan. Kita semua tahu jawabannya. Bahkan kita dengan gampangnya bisa menunjukkan ayat-ayat yang mendukung jawaban kita tersebut. Namun sepertinya kita tidak siap dengan pertanyaan kedua.

Jika kita diberikan pertanyaan, “Bagaimana caranya Tuhan, yang sumber hikmat itu memberikan hikmat?” atau “bagaimana cara kita mendapatkan hikmat dari Tuhan yg adalah sumber hikmat itu?”

Untuk yang pertanyaan ini, saya juga berani memastikan bahwa kita akan memiliki jawaban yang sangat bervariasi. Beberapa orang mungkin akan berkata “dengan berdoa”, beberapa lain mungkin akan berkata “dengan berpuasa”, beberapa lainnya berpendapat “dengan membaca alkitab”, beberapa lainnya mungkin saja berargumen “dengan rajin datang ibadah”, beberapa lainnya berkata “dengan mendengarkan khotbah” Kita memiliki banyak jawaban untuk pertanyaan kedua tersebut. Tidak ada yang salah dengan jawaban tersebut, bahkan semuanya terlihat sangat rohani, bahkan terlalu rohani menurut saya secara pribadi.

Beberapa hari yang lalu, saya menemukan sebuah quote yang sangat menarik. Quote itu berkata “Hikmat tidak dibangun dalam sehari, tetapi dibangun setiap hari”. Quote ini sangat menarik perhatian saya karena seringkali ini lepas dari perhatian kita, khususnya orang-orang percaya. Ada satu kata yang sadar atau tidak sadar, menempel dalam pikiran kita ketika berhubungan dengan hal-hal kerohanian, termasuk ketika kita berbicara soal hikmat, yaitu kata “otomatis”.

Dari banyak pengalaman dan juga bertemu dengan orang-orang Kristen lainnya dan membahas soal hikmat, saya menemukan suatu pola pikir yang luar biasa kacaunya yang masih ada korelasinya dengan jawaban dari pertanyaan kedua sebelumnya. Kebanyakan dari kita berpikir begini, “Kalau banyak berdoa, OTOMATIS seseorang menjadi berhikmat” atau “Kalau sudah sering berpuasa, OTOMATIS akan berhikmat” atau pemikiran lainnya “Kalau sudah sering membaca alkitab OTOMATIS akan menjadi pribadi yang berhikmat atau “seseorang yang sering ke gereja, rajin mendengarkan khotbah, OTOMATIS akan berhikmat”.

Beberapa dari kita mungkin akan bertanya “bukankah memang begitu?” Entah kita mendapat pemikiran ini dari mana, namun pemikiran OTOMATIS ini membawa kita kepada suatu budaya INSTAN yang dilabeli dengan sebutan “supranatural”. Saya tidak ada masalah dengan sesuatu yang supranatural, saya percaya mujizat, namun permasalahannya sering kali kita merasa sebagai anak Tuhan, kita berhak mendapatkan sesuatu dengan OTOMATIS dan INSTAN termasuk hikmat.

Kita berpikir bahwa hikmat itu diberikan kepada kita secara otomatis ketika kita selesai berdoa. Kita memiliki bayangan bahwa setelah berdoa, membaca alkitab, tiba-tiba turun dengan kuasa supranatural membuat kita tiba-tiba menjadi orang yang berhikmat dalam kehidupan ini. Dalam budaya yang seringkali ‘menjual’ kata mujizat, kita melupakan suatu kata yang sangat penting, yaitu PROSES.

Mendapatkan hikmat adalah sebuah proses. Mendapatkan hikmat adalah sebuah perjalanan dari hari ke hari dan bukan didapatkan dalam semalam. It’s a process, process of learning.

Saya sudah melihat banyak orang yang kerjanya berdoa terus, namun tidak menjalankan kehidupannya dengan penuh hikmat. Saya juga melihat banyak orang yang sudah berpuasa, rajin datang ke gereja, dengan firman, namun tidak otomatis menjadi berhikmat dalam kehidupannya sehari-hari. Saya tidak mengatakan untuk tidak berdoa dan berpuasa, namun my point is, Pursue Wisdom Needs a Process.

Memang, kalau menurut logikanya, semakin sering seseorang berdoa, berpuasa, dekat dengan Tuhan, harusnya ia semain berhikmat. Namun kenyataannya tidak demikian. Lalu apa yang salah? Yang jelas yang salah bukan Tuhan. Yang salah bukan doanya, bukan puasanya, bukan baca alkitabnya, namun apa yang Anda lakukan dengan doa, puasa dan alkitab tersebut.

Ada 3 elemen penting yang ingin saya bagikan. Elemen pertama akan bagikan di sini, namun elemen ke 2 dan 3 akan saya bagikan di notes selanjutnya.

Saya akan memulai dengan ada 1 elemen penting bagaimana kita bisa mendapatkan hikmat yang dari Tuhan. 

Elemen pertama adalah ‘Intimate With God’

Well, kita sering mendengarkan tentang hal ini, namun ada sesuatu yang spesifik yang ingin saya bahas tentang ini. Ada banyak cara intim dengan Tuhan, namun yang ingin saya bahas adalah tentang membaca dan merenungkan Firman Tuhan. Karena Tuhan adalah sumber hikmat, maka salah satu cara untuk mengetahui isi hati dan pikiranNya adalah dengan membaca firmanNya. Saya percaya bahwa kita tidak ada pertentangan tentang itu.

Namun yang menjadi sebuah budaya yang berkembang hari-hari ini, khususnya di anak-anak muda adalah, kita jarang bahkan mungkin hampir tidak pernah explore firman Tuhan sendiri. Saya menemukan ada banyak anak-anak muda yang menjadi sangat malas untuk explore Firman Tuhan. Kebanyakan dari mereka bergantung kepada orang lain untuk mengerti isi hati dan firman Tuhan. Mereka tidak pernah baca firman dan mengerti Firman Tuhan hanya sebatas apa yang dikatakan oleh pengkhotbah atau pendeta. Dan yang menjadi luar biasa adalah sangkin tergantungnya kepada orang tertentu, maka apapun kata orang tersebut adalah benar adanya tanpa benar-benar mengkonfirmasi kebenarannya di dalam alkitab.

Saya menemukan ada banyak anak-anak muda yang sangat fanatik dengan gembalanya, dengan pemimpin rohaninya dan bahkan tidak lagi benar-benar belajar firman Tuhan dan cek kebenarannya di Alkitab. Saya sudah ceritakan salah satu yang saya temukan dalam notes saya sebelumnya, di mana ada seorang hamba Tuhan yang berkata dalam sebuah ibadah youth bahwa tidak apa-apa menjadi bodoh selama Tuhan bersama kita. Bayangkan apa jadinya generasi muda kita apabila yang diucapkan oleh hamba Tuhan tersebut dianggap sebagai suatu kebenaran???

Now, don’t get me wrong. Jangan salah paham dengan statemen saya tersebut. Saya tidak mengatakan kalau kita tidak perlu mendengarkan gembala kita, pemimpin rohani kita. Saya juga tidak mengatakan untuk kita tidak perlu beli buku renungan untuk membantu kita memahami firman Tuhan, namun ada waktunya untuk kita tidak membiarkan orang lain ‘mengunyahkan’ Firman Tuhan untuk kita.

Belajar untuk explore Alkitab sendiri. Bukankah kita memiliki Roh Kudus yang akan mengajarkan kepada kita semua kebenaran? Temukan hikmat yang spesifik di dalam firman Tuhan. Kalau tidak mengerti, kita bisa bertanya kepada orang lain yang lebih dewasa rohani atau lebih mengerti. Namun intinya adalah coba untuk belajar untuk menggali firman Tuhan tanpa disuapin oleh orang lain.

Selama beberapa tahun terakhir ini, saya menetapkan suatu kebiasaan yang saya merasakan hasilnya luar biasa akibat dari kebiasaan ini. Kebiasaan tersebut adalah setiap kali saya dengarkan sebuah firmn Tuhan, dengarkan khotbah, saya terima namun tidak langsung saya telan mentah-mentah. Saya simpan dalam hati yang menurut saya janggal, atau yang tidak saya mengerti. Saya pulang ke rumah, berdoa, tanya Tuhan dan cek sendiri di dalam alkitab, bagaimana kebenarannya. Saya belajar untuk terus mengaktifkan roh Kudus untuk mengajari saya langsung tentang FirmanNya. 

Memang bukan hal yang mudah, namun bisa dilakukan. Jangan menjadi terlalu malas untuk explore firman Tuhan. Cari pengertian di dalamnya, gali sebanyak-banyaknya. Temukan maksud dan rencana Tuhan secara spesifik di dalamnya.

Yang sangat menyedihkan saya adalah ketika ada banyak anak-anak muda Kristen yang melakukan sesuatu bukan karena dia tahu bahwa Tuhan suruh dia lakukan itu, namun karena gembala atau pemimpin rohaninya yang suruh begitu.

Saya mau share suatu pengalaman saya beberapa tahun lalu. Saya bertemu dengan seorang anak yang saat itu dia menganggap saya sebagai kakak rohaninya. Kita berbeda gereja, namun masih pada denominasi yang sama. Suatu kali saya mendengar bahwa salah satu orang tuanya menderita sakit keras. Dia share dengan saya lewat YM. Kemudian saya bertanya “sudah dibawa kedokter belum?”

Nah, apa yang menjadi jawabannya benar-benar sangat menyedihkan saya. Saya menjadi geram, marah dan kesal. Dia menjawab begini
“Ga usah kak, saya percaya Tuhan akan sembuhkan”

Sekilas tidak ada yang salah dengan jawaban tersebut, sekilas beriman sekali anak ini. Kemudian saya berpikir apa mungkin karena tidak ada biaya makanya tidak dibawa ke dokter, karena penyakitnya cukup parah. Kemudian saya bertanya soal pembiayaan dan lainnya.

Saya menemukan fakta yang mengagetkan. Ternyata banyak dari saudara-saudaranya yang mau menolong mereka dalam hal keuangan. Walaupun tidak besar, namun setidaknya cukup untuk masuk rumah sakit dan perawatan. Saya kembali mencoba cari tahu mengapa tetap tidak dibawa kerumah sakit, kalau ternyata biaya bukan menjadi kendala utama.

Ternyata saya menemukan fakta lain yang lebih mengagetkan lagi. Dia berkata bahwa di gerejanya sedang digaungkan oleh gembalanya tentang kesembuhan Ilahi dan percaya bahwa Tuhan sanggup sembuhkan tanpa campur tangan dokter. Dan anak ini dan keluarganya percaya bahwa Tuhan akan sembuhkan secara supranatural, oleh karena itu mereka memutuskan untuk tidak membawa orangtuanya ke dokter. Mereka bahkan diajarkan oleh pemimpinnya bahwa kalau sakit ke dokter, berarti tidak percaya kepada kuasa kesembuhan Tuhan. What?????

Wow…saat itu juga saya menjadi sangat-sangat kesal, marah dan juga sedih. Apa yang sebenarnya sedang diajarkan oleh pemimpinnya itu?? Sejak kapan ada doktrin kalau ke dokter berarti tidak percaya kepada kuasa kesembuhan Ilahi? Dari mana ayatnya?? Apa yang mendasari doktrin itu?? Kalau begitu untuk apa orang menjadi dokter? Apakah kalau ada anak-anak Tuhan yang menjadi dokter lalu mereka berdosa karena dianggap mencoba menjadi Tuhan??

Saya berusaha untuk jelaskan kepadanya bahwa tidak begitu cara kerjanya, ke dokter itu bukan bentuk keraguan terhadap kuasa Tuhan. Namun akhirnya dia membatasi komunikasi dengan saya dan beberapa minggu kemudian saya dengar kabar kalau orang tuanya itu meninggal.

Saya tidak mengetahui lagi bagaimana kondisinya dan keluarganya. Namun saat itu saya benar-benar tidak habis pikir. Sekarang coba kita pikirkan dan dengan jujur menjawab, “apakah keluarga tersebut bisa disebut berhikmat?” Saya tidak bermaksud menjudge, namun saya ingin menunjukkan penting untuk kita explore firman Tuhan dengan benar dan tidak hanya mengenal Tuhan berdasarkan apa kata orang, sekalipun dia adalah seseorang yang kita anggap rohani.

Saya tidak ada masalah dengan kesembuhan Ilahi, saya telah melihat banyak orang disembuhkan karena kuasa Tuhan. Saya juga tidak ada masalah dengan iman bahwa Tuhan sanggup sembuhkan, namun bukankah Firman Tuhan juga berkata bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati? Apakah berarti perbuatannya untuk membawa orang tuanya ke dokter melemahkan imannya akan kuasa Tuhan yang menyembuhkan?? It’s not make sense at all..!!

Mungkin ada beberapa dari sobat muda yang tertawa membaca kisah ini atau ada juga yang mungkin geleng-gelengn kepala, namun ini yang sedang terjadi di generasi kita, khususnya anak-anak muda. Anak-anak muda tidak lagi diajarkan untuk explore firman Tuhan, melainkan tinggal telan saja dari orang lain mentah-mentah tanpa benar-benar cek kebenarannya.

Beberapa bulan lalu saya juga mendengar sendiri ada seorang hamba Tuhan yang berkata di dalam sebuah ibadah, bahwa anak-anak muda Kristen pasti tidak akan bisa menang melawan anak-anak dunia dalam hal musik, kreatifitas, suara dan lainnya. Oleh karena itu dalam sebuah ibadah youth yang penting hadirat Tuhan. Musik tidak akan membuat anak muda datang ke youth karena musik di luar lebih hebat daripada musik gereja.

Terus terang, saya langsung meninggalkan ruangan setelah hamba Tuhan itu berkata seperti itu. Saya mengerti maksud yang ingin disampaikan, namun berkata bahwa anak-anak Tuhan pasti kalah bersaing dalam hal musik, kreatifitas dan suara?? C’mon.. That’s why ada banyak ibadah pemuda yang tidak berkembang karena tidak bisa in touch dengan kebutuhan dan juga trend anak muda sekitarnya.

Padahal terbukti ada ibadah youth yang menggunakan musik yang keren untuk memancing anak-anak muda datang kepada Tuhan dan banyak yang dijamah Tuhan dan bertobat dengan musik mereka. 

So, be wise Sobat Muda. Hikmat itu tidak datang karena kita sekedar baca firman Tuhan dengan sambil lalu. Hikmat tidak datang dengan kita baca firman Tuhan sampai tamat selama 3 kali. Hikmat itu akan datang ketika kita menggali firman Tuhan. Tanya Tuhan maksudnya apa, apa yang ingin Tuhan katakan melalui firmanNya?

Nah, saya ingin memberikan beberapa saran praktis bagi Sobat Muda ketika kita membaca firman Tuhan. Sobat muda bisa mencoba hal ini dari sekarang. Coba mulai belajar explore sendiri firman Tuhan. Caranya?

1. Pastinya berdoa dulu, minta tuntunan Tuhan.

2. Kalau Sobat Muda terbiasa menggunakan renungan harian, coba 2x dalam seminggu, jangan baca isi renungannya, namun cari saja ayat renungan untuk hari itu dan baca 1 pasal di mana ayat itu berada. Misalnya renungan hari ini dari matius 3:5, coba baca seluruh pasal 3 dari kita matius itu.

3. Ambil pulpen dan buku, jadikan ini buku catetan Sobat Muda untuk mencatat hikmat yang Sobat muda temukan dalam firman Tuhan dan coba jawab beberapa pertanyaan berikut ini.
- Mana dari satu pasal tersebut yang menarik atau membuat Anda terkesan? (ayatnya tidak harus sama dengan ayat yg ada dalam buku renungan)
- Apa yang membuat Anda terkesan dengan ayat tersebut?
- Apa pelajaran yang bisa Anda ambil dari ayat atau bahkan pasal tersebut yang dapat Anda aplikasikan kepada kehidupan sehari-hari.
- Apa pelajaran yang Anda bisa ambil dari firman Tuhan tersebut yang dapat membantu Anda dalam menghadapi permasalahan Anda.
- Kalau sobat muda ada waktu, coba sekali-kali cari tahu latar belakang kisah tersebut ditulis dan latar belakang budayanya. Sobat muda akan menemukan banyak sekali hikmat praktis di dalamnya yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Sobat muda bisa menggunakan Alkitab bahasa inggris untuk membantu sobat muda lebih memahami makna kata yang terdapat dalam firman Tuhan. Sobat muda bisa dapatkan software alkitab bahasa inggris secara gratis di internet yang bisa sobat muda install di handphone.

5. Catat semua yang sudah Sobat Muda temukan dan aplikasikan. Catatan jangan sampai hilang, karena siapa tahu ayat yang Sobat Muda terima hari ini adalah kekuatan, senjata dan strategi untuk menghadapi permasalahan di minggu depan.

By
Morris"Strongeagle"
No 1 Young Vision Coach,trainer, Certified EQ Mentor, Motivator, Writer & LoveCoach
“See you at the finishline..!”
@motivission

Tidak ada komentar: